Rabu, 25 Januari 2012

pola pola


Bentuk Pola Permukiman Penduduk
Berdasarkan faktor-faktor di atas, jelas bahwa pola permukiman penduduk bisa berbeda satu sama lain, kan? Secara umum, penduduk memiliki pola permukiman sebagai berikut:
  • Pola permukiman memanjang (linear)
Perumahan yang tersusun dengan pola ini biasanya dapat dijumpai di sepanjang jalan, sepanjang sungai, dan sepanjang garis pantai. Anda bisa melihatnya, kan? Bentuknya memanjang mengikuti bentuk jalan, sungai, atau garis pantai.
http://arisudev.files.wordpress.com/2010/12/di-tepi-pantai.jpeg?w=593
Pola permukiman penduduk yang mengikuti garis pantai
  • Pola permukiman memusat
Perumahan yang tersusun mengikuti pola ini biasanya berbentuk unit-unit kecil, dan biasanya terdapat di daerah pegunungan (bisa juga dataran tinggi yang berelief kasar) dan daerah-daerah yang terisolir. Permukiman penduduk memusat mendekat sumber-sumber penghidupan mereka, seperti permukiman di pegunungan mengitari/mendekati mata air.
Penduduk yang tinggal di permukiman yang terpusat biasanya masih memiliki hubungan kekerabatan atau hubungan pekerjaan, sehingga pola ini akan membantu mereka untuk saling berkomunikasi dengan mudah.
  • Pola permukiman menyebar
Pada daerah-daerah yang kandungan sumber daya alamnya terbatas, sering dijumpai pola permukiman penduduk yang tersebar. Mata pencaharian penduduk  umumnya berupa petani, peternak, dan sebagainya. Penduduk yang tersebar ini biasanya juga membentuk unit-unit kecil. Unit-unit tersebut merupakan rumah-rumah yang mengelompok dan terbentuk karena mendekati fasilitas kehidupan, adanya masalah keamanan, atau karena sikap masyarakat yang berjiwa sosial tinggi.


 
Pola aliran
merupakan pola dari organisasi atau hubungan keruangan darilembah-lembah, baik yang dialiri sungai maupun lembah yang keringatau tidak dialiri sungai. Pola aliran dipengaruhi oleh lereng, kekerasanbatuan, struktur, sejarah diastrofisme, sejarah geologi dangeomerfologi dari daerah alairan sungai. Dengan demikian pola aliransangat berguna dalam interpretasi kenampakan geomorfologis, batuandan struktur geologi.
MACAM POLA ALIRAN
Dendritik: seperti percabangan pohon, percabangan tidak teraturdengan arah dan sudut yang beragam. Berkembang di batuan yanghomogen dan tidak terkontrol oleh struktur, umunya pada batuansedimen dengan perlapisan horisontal, atau pada batuan beku danbatuan kristalin yang homogen. Pola aliran ini tidak teratur, biasanyaterdapat di dataran atau daerahh pentai dan di jumpai di daerahplato
Paralel: anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar,bermuara pada sungai-sungai utama dengan sudut lancip ataulangsung bermuara ke laut. Berkembang di lereng yang terkontrololeh struktur (lipatan monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajardengan spasi yang pendek) atau dekat pantai.
Radial: sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik.Berkembang pada vulkan atau dome. Pola aliran radial dibedakanmenjadi dua, yaitu :a. Aliran sungai radial sentrifugal adalah pola aliran sungai dalambentuk menjari yang arah alirannya meninggalkan titik pusat. Polaaliran sungai ini biasanya terdapat di daerah vulkan atau puncakyang berbentuk kerucutPola Aliran Radial Sentrifugal : arah aliran menjauhi/meninggalkantitik pusat.
 
b. Aliran sungai radial sentripetal adalah pola aliran sungai dalambentuk menjari yang arah alirannya menuju ke titik pusat. Polaaliran sungai ini biasanya terdapat di daerah ledokan/basin ataualiran sungai yang masuk ke danau.Pola Aliran Radial Sentripetal : arah aliran menuju ke titik pusat.
Trellis: percabangan anak sungai dan sungai utama hampirtegak lurus, sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar.Berkembang di batuan sedimen terlipat atau terungkit dengan litologiyang berselang-seling antara yang lunak dan resisten. Biasa terdapatdi pegunungan lipatan
Annular: sungai utama melingkar dengan anak sungai yangmembentuk sudut hampir tegak lurus. Berkembang di dome stadiumdewasa (pegunungan tua) dengan batuan yang berseling antaralunak dan keras.
•Pola aliran rektangularPola aliran ini merupakan pola aliran beerbentuk sudut siku-siku atauhampir siku-siku dan terdapat di daerah patahan atau pada batuanyang tingkat kekerasannya berbeda GENETIKBerdasarkan arah aliran yang dilaluinya, sungai dibedakan sebagaiberikut:
•Sungai konsekuenAdalah sungai yang memeiliki arah aliran yang sesuai dengankemiringan batuan daerah yang dilewatinya.
•Sungai Subsekuen.
  Adalah sungai yang alirannya tegak lurus pada sungai konsekuen danbermuara pada sungai konsekuen, Adalah sungai yang mengalirmengikuti arah strike batuan atau arah jurus perlapisan batuan padadaerah dengan batuan yang kurang resisten, atau sungai yangmengalir mengikuti kekar – kekar dan sesar pada daerah denganbatuan yang kristalin. misalnya sungai opak di yogyakarta.
•Sungai ObsekuenAdalah sungai yang mengalirnya berlawanan dengan arahkemiringan lapisan batuan daerah tersebut dan merupakan anaksungai subsekuen. Merupakan sungai yang arah alirannyaberlawanan arah dengan arah kemiringan perlapisan batuan, dan juga berlawanan arah dengan arah sungai konsekuen. Sungaiobsekuen umumnya hanya pendek dengan gradien sungai yangcuram, umumnya berupa anak sungai yang mengalir melewatitebing gunung yang curam atau escarpments. STADIA SUNGAIPada hakekatnya aliran sungai terbentuk oleh adanya sumber air(hujan, mencairnya es, dan mata air) dan adanya relief daripermukaan bumi. Sungai-sungai juga mengalami tahapan geomorfikyaitu perioda muda, dewasa, dan tua. Sungai muda dicirikan dengankemampuan untuk mengikis alurnya, dimana hal ini dapat terjadi jikagradien sungai cukup terjal. Sungai muda biasanya sempit, dengantebing terjal yang terdiri dari batuan dasar. Gradien sungai yang tidakteratur (seragam) disebabkan oleh variasi struktur batuan (keras-lunak).Sungai pada stadium dewasa akan mengalami pengurangan gradiensungai sehingga kecepatan aliran dan daya erosi (pengikisan)berkurang, sehingga mulai terjadi pengendapan. Sungai demikiandisebut dengan graded. Jika sungai utama mengalami graded berartitelah tercapai kedewasaan awal, dan jika cabang-cabang sungaitersebut juga telah mengalami graded maka telah mencapaikedewasaan lanjut, dan jika alur-alur sungai juga telah mengalamigraded, maka sungai tersebut telah mencapai perioda tua.Pada sungai yang telah mencapai stadium dewasa terdapat dataranbanjir yang terbentuk dari pengendapan material klastis yangdiendapkan pada daerah di dekat sungai membentuk point bar. Pada
 
sisi kiri kanan sungai sering terbentuk akumulasi yang tebal sedimensepanjang sungai dan membentuk tanggul alam (natural levees). Jikaarus aliran sungai makin melemah, material klastis yang terbawa olehaliran sungai akan terendapkan pada tekuk lereng, sisi dalammeander, pertemuan antara dua aliran sungai, dan perubahangradien. Jika endapan aluvial sungai yang telah terbentuk kemudianterkikis kembali oleh aliran sungai akan terbentuk undak-undaksungai, dan merupakan peremajaan sungai pada masa dewasa atautua.Jika aliran sungai dari mulut lembah di daerah pegunungan dankemudian memasuki wilayah dataran, maka material klastis yangdibawanya akan terendapkan dan kemudian menyebar meluas dengansudut kemiringan makin melandai. Fraksi kasar akan terakumulasi didekat mulut lembah dan fraksi halus akan terdapat pada dataran, dandikenal dengan kipas aluvial. Kipas aluvial dapat terjadi pada kaki-kakigunung api, kaki tebing dari gawir, dll.Selanjutnya material klastis yang terbawa oleh aliran sungai hinggalaut, dan membentuk delta. Bentuk-bentuk delta dipengaruhi olehbanyak faktor antara lain bentuk sungai, gradien sungai, besarnyabeban, kuat arus laut, arah arus laut, dsb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar