Bentuk
Pola Permukiman Penduduk
Berdasarkan
faktor-faktor di atas, jelas bahwa pola permukiman penduduk bisa berbeda satu
sama lain, kan? Secara umum, penduduk memiliki pola permukiman sebagai berikut:
- Pola permukiman memanjang (linear)
Perumahan
yang tersusun dengan pola ini biasanya dapat dijumpai di sepanjang jalan,
sepanjang sungai, dan sepanjang garis pantai. Anda bisa melihatnya, kan?
Bentuknya memanjang mengikuti bentuk jalan, sungai, atau garis pantai.
Pola permukiman penduduk yang
mengikuti garis pantai
- Pola permukiman memusat
Perumahan
yang tersusun mengikuti pola ini biasanya berbentuk unit-unit kecil, dan
biasanya terdapat di daerah pegunungan (bisa juga dataran tinggi yang berelief
kasar) dan daerah-daerah yang terisolir. Permukiman penduduk memusat mendekat
sumber-sumber penghidupan mereka, seperti permukiman di pegunungan
mengitari/mendekati mata air.
Penduduk
yang tinggal di permukiman yang terpusat biasanya masih memiliki hubungan
kekerabatan atau hubungan pekerjaan, sehingga pola ini akan membantu mereka untuk saling berkomunikasi dengan mudah.
- Pola permukiman menyebar
Pada
daerah-daerah yang kandungan sumber daya alamnya terbatas, sering dijumpai pola
permukiman penduduk yang tersebar. Mata pencaharian penduduk umumnya
berupa petani, peternak, dan sebagainya. Penduduk yang tersebar ini biasanya
juga membentuk unit-unit kecil. Unit-unit tersebut merupakan rumah-rumah yang
mengelompok dan terbentuk karena mendekati fasilitas kehidupan, adanya masalah
keamanan, atau karena sikap masyarakat yang berjiwa sosial tinggi.
Pola
aliran
merupakan pola
dari organisasi atau hubungan keruangan darilembah-lembah, baik yang dialiri sungai maupun lembah
yang keringatau tidak dialiri sungai. Pola
aliran dipengaruhi oleh lereng, kekerasanbatuan,
struktur, sejarah diastrofisme, sejarah geologi dangeomerfologi dari daerah alairan sungai. Dengan
demikian pola aliransangat berguna dalam interpretasi kenampakan
geomorfologis, batuandan struktur geologi.
MACAM POLA ALIRAN
•
Dendritik: seperti percabangan
pohon, percabangan tidak teraturdengan arah
dan sudut yang beragam. Berkembang di batuan yanghomogen dan tidak terkontrol oleh struktur, umunya pada batuansedimen dengan perlapisan horisontal, atau pada
batuan beku danbatuan kristalin yang homogen. Pola aliran ini tidak
teratur, biasanyaterdapat di dataran atau
daerahh pentai dan di jumpai di daerahplato
•
Paralel: anak
sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar,bermuara pada sungai-sungai
utama dengan sudut lancip ataulangsung bermuara ke laut. Berkembang di lereng yang terkontrololeh
struktur (lipatan monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajardengan spasi yang pendek) atau dekat pantai.
•
Radial: sungai
yang mengalir ke segala arah dari satu titik.Berkembang pada vulkan atau dome. Pola aliran radial
dibedakanmenjadi dua, yaitu :a. Aliran
sungai radial sentrifugal adalah pola aliran sungai dalambentuk menjari yang
arah alirannya meninggalkan titik pusat. Polaaliran sungai ini biasanya terdapat di daerah vulkan atau puncakyang
berbentuk kerucutPola Aliran Radial
Sentrifugal : arah aliran menjauhi/meninggalkantitik pusat.
b. Aliran
sungai radial sentripetal adalah pola aliran sungai dalambentuk menjari yang arah alirannya
menuju ke titik pusat. Polaaliran sungai ini biasanya terdapat di daerah
ledokan/basin ataualiran sungai yang masuk ke
danau.Pola Aliran Radial Sentripetal : arah aliran menuju ke titik pusat.
•Trellis:
percabangan anak sungai dan sungai utama hampirtegak lurus, sungai-sungai utama
sejajar atau hampir sejajar.Berkembang di batuan sedimen terlipat atau
terungkit dengan litologiyang berselang-seling antara yang lunak dan resisten.
Biasa terdapatdi pegunungan lipatan
•Annular:
sungai utama melingkar dengan anak sungai yangmembentuk sudut hampir
tegak lurus. Berkembang di dome stadiumdewasa
(pegunungan tua) dengan batuan yang berseling antaralunak dan keras.
•Pola aliran rektangularPola aliran
ini merupakan pola aliran beerbentuk sudut siku-siku atauhampir siku-siku dan
terdapat di daerah patahan atau pada batuanyang tingkat kekerasannya
berbeda GENETIKBerdasarkan arah aliran
yang dilaluinya, sungai dibedakan sebagaiberikut:
•Sungai konsekuenAdalah sungai yang memeiliki arah aliran yang
sesuai dengankemiringan batuan daerah yang dilewatinya.
•Sungai Subsekuen.
Adalah sungai yang alirannya
tegak lurus pada sungai konsekuen danbermuara pada sungai konsekuen, Adalah
sungai yang mengalirmengikuti arah strike batuan atau arah jurus perlapisan
batuan padadaerah dengan batuan yang kurang resisten, atau sungai yangmengalir
mengikuti kekar – kekar dan sesar pada daerah denganbatuan yang kristalin.
misalnya sungai opak di yogyakarta.
•Sungai ObsekuenAdalah sungai yang
mengalirnya berlawanan dengan arahkemiringan lapisan batuan daerah tersebut dan
merupakan anaksungai subsekuen. Merupakan sungai yang arah alirannyaberlawanan arah
dengan arah kemiringan perlapisan batuan, dan juga berlawanan arah dengan
arah sungai konsekuen. Sungaiobsekuen umumnya hanya pendek dengan gradien
sungai yangcuram, umumnya berupa anak sungai yang mengalir melewatitebing
gunung yang curam atau escarpments. STADIA SUNGAIPada hakekatnya aliran sungai terbentuk oleh adanya sumber air(hujan, mencairnya es, dan mata air) dan adanya
relief daripermukaan bumi.
Sungai-sungai juga mengalami tahapan geomorfikyaitu perioda muda, dewasa, dan
tua. Sungai muda dicirikan dengankemampuan untuk mengikis alurnya, dimana hal
ini dapat terjadi jikagradien sungai cukup terjal. Sungai
muda biasanya sempit, dengantebing
terjal yang terdiri dari batuan dasar. Gradien sungai yang tidakteratur (seragam) disebabkan oleh variasi struktur
batuan (keras-lunak).Sungai pada
stadium dewasa akan mengalami pengurangan gradiensungai sehingga kecepatan aliran dan daya erosi (pengikisan)berkurang, sehingga mulai terjadi pengendapan.
Sungai demikiandisebut dengan graded.
Jika sungai utama mengalami graded berartitelah tercapai kedewasaan awal, dan jika cabang-cabang sungaitersebut juga telah mengalami graded maka telah
mencapaikedewasaan lanjut, dan jika
alur-alur sungai juga telah mengalamigraded, maka sungai tersebut telah
mencapai perioda tua.Pada sungai yang telah
mencapai stadium dewasa terdapat dataranbanjir yang terbentuk dari pengendapan material klastis yangdiendapkan pada daerah di dekat sungai membentuk
point bar. Pada
sisi kiri kanan
sungai sering terbentuk akumulasi yang tebal sedimensepanjang sungai dan
membentuk tanggul alam (natural levees). Jikaarus
aliran sungai makin melemah, material klastis yang terbawa olehaliran sungai akan terendapkan pada tekuk lereng,
sisi dalammeander, pertemuan antara dua aliran sungai, dan perubahangradien. Jika endapan aluvial sungai yang telah
terbentuk kemudianterkikis kembali
oleh aliran sungai akan terbentuk undak-undaksungai, dan merupakan peremajaan sungai pada masa dewasa atautua.Jika
aliran sungai dari mulut lembah di daerah pegunungan dankemudian memasuki
wilayah dataran, maka material klastis yangdibawanya akan terendapkan dan
kemudian menyebar meluas dengansudut kemiringan makin melandai. Fraksi kasar
akan terakumulasi didekat mulut lembah dan fraksi halus akan terdapat pada
dataran, dandikenal dengan kipas aluvial. Kipas aluvial dapat terjadi pada
kaki-kakigunung api, kaki tebing dari gawir, dll.Selanjutnya material klastis
yang terbawa oleh aliran sungai hinggalaut, dan membentuk delta. Bentuk-bentuk
delta dipengaruhi olehbanyak faktor antara lain bentuk sungai, gradien sungai,
besarnyabeban, kuat arus laut, arah arus laut, dsb.